"Ini kunjungan pertama saya ke Indonesia. Jakarta adalah kota yang sangat besar. Hari ini saya terjebak dalam kemacetan lalu lintas selama empat hingga lima jam. Tapi secara keseluruhan saya senang di sini," kata Blomqvist saat ditemui GOAL.com Indonesia, Rabu malam (16/3), di Kemang, Jakarta Selatan.
"Tapi belum ada keputusan apapun. Tidak ada harapan apapun. Saya datang untuk berbicara dengan pihak LPI. Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Siapa tahu? Saya baru ada waktu lagi bulan Juni. Sekarang ini saya sedang membangun apartemen di Stockholm, dan diperkirakan selesai akhir Mei.
"Semuanya menyenangkan di Indonesia. Saya menyukai pendekatan profesional mereka [LPI], dan alangkah baiknya jika mereka menjadi liga resmi yang diakui."
Sebelumnya Blomqvist disebut-sebut merapat ke Persebaya 1927. Tapi semuanya masih dalam tahap pembicaraan awal.
"Saya belum terlalu memikirkannya. Kami baru saja membahas semuanya hari ini, dan saya baru dengar tentang timnya [Persebaya]," ujar Blomqvist yang didampingi General Manager LPI Arya Abhiseka serta CEO Persebaya 1927 Llano Mahardhika.
Jesper Blomqvist menilai Manchester United akan
kesulitan mencari pengganti Sir Alex Ferguson
Blomqvist merupakan salah satu anggota Manchester United yang meraih tiga gelar sekaligus - juara Liga Primer Inggris, Piala FA, dan Liga Champions - pada musim 1998/99. Ia nyaris membobol gawang Bayern Munich di final Liga Champions, sebelum digantikan Teddy Sheringham pada menit ke-67. Sayangnya pada dua musim berikutnya, Blomqvist dihantui cedera lutut dan akhirnya dilepas ke Everton.
Menurut Blomqvist, saat ini Manchester United memiliki komposisi skuad yang lebih kuat. Namun untuk mengulang gelar Treble sebagaimana yang diraih skuad 1998/99, Blomqvist pesimistis.
"Tidak. Saya pikir terlalu sulit. Menurut saya skuadnya tidak cukup mendalam untuk meraih treble musim ini. Menjuarai liga, Piala FA dan Liga Champions adalah prestasi hebat. Bukan berarti saya mengatakan skuad 1998/99 yang meraih treble lebih hebat. Hanya saja, kompetisi sekarang lebih tangguh," ungkap Blomqvist.
"Ketika mereka juara di Moskwa [di final Liga Champions 2007/08 atas Chelsea], dan setahun kemudian saat menghadapi Barcelona, mereka mempunyai tim yang hebat. Kami memiliki atmosfer dan feeling yang kuat kala itu, sedangkan tim yang bermain di Moskwa terdiri dari bintang-bintang dengan skill yang lebih hebat seperti [Cristiano] Ronaldo, Rio Ferdinand, and [Nemanja] Vidic. Tapi persaingan sekarang lebih berat.
"Jika dilihat lagi, saya menyadari betapa fantastisnya prestasi tersebut. Mungkin tidak akan terulang lagi. Saat itu semangat kami sangat tinggi, kami bekerja keras."
Pemain kelahiran 5 Februari 1974 ini juga menyanjung tinggi bos Manchester United Sir Alex Ferguson, dan manajemen klub akan sulit mencari penggantinya.
"Ketika melihat mereka melawan Arsenal di Piala FA, menurut saya itu luar biasa. Tim yang diturunkan terdiri dari tujuh bek, susunan yang aneh. Tapi Ferguson membuat semuanya seolah-olah mudah di saat semua orang berpikir Arsenal akan mengalahkan mereka," ujar Blomqvist.
"Bagi saya, Ferguson adalah jenius, master dalam hal taktik dan kalau melakukan hal seperti itu, kita berpikir dia bisa melakukan segalanya, selamanya. Tapi suatu saat tentunya dia harus pensiun.
"Sangat sulit untuk mencari penggantinya. Sudah ada beberapa nama yang pernah disebut, misalnya [David] Moyes dari Everton, Pep Guardiola hingga Jose Mourinho. Saya tidak tahu tapi saya pikir Alex Ferguson sendiri akan berpengaruh pada pilihan tersebut."
Pada kesempatan yang sama, GOAL.com menanyakan tentang performa Zlatan Ibrahimovic, rekan senegara Blomqvist yang kini merumput di AC Milan, yang juga salah satu bekas klub Blomqvist pada 1996-1997 sebelum hengkang ke Parma. Menurut Blomqvist, pada akhirnya Ibrahimovic akan membuktikan semua orang salah.
"Tahun ini saya akui saya sangat terkesan dengan Zlatan. Ketika dia pindah ke Milan, awalnya saya berpikir dia salah, karena saya punya firasat buruk terhadap transfer tersebut. Tapi dia membuktikan semua orang salah, dan mencetak banyak gol," jelas Blomqvist.
"Dan sekarang dia dalam form yang buruk, tapi semua pemain pasti mengalaminya. Sayangnya dia sekarang terkena sanksi tiga pertandingan akibat kartu merah di pertandingan terakhir. Itu tidak bagus karena Milan butuh dia, dan dia akan absen melawan Inter.
"Tapi Ibra akan terus bekerja keras, dia tahu apa yang terbaik. Setelah kembali dari larangan tiga pertandingan, dia akan kembali mencetak gol."
Blomqvist juga menyayangkan terjadinya kemerosotan Serie A.
"Ketika saya bermain di Italia, Serie A lebih kuat. Mereka masih bermain taktis, tapi intensitas lebih tinggi di Inggris," kata Blomqvist.
"Serie A mengalami kemunduran karena mereka hidup dalam dunia mereka sendiri, sedangkan di Inggris mereka terus berupaya mengubah segalanya. Di Italia, semuanya berjalan di tempat. Tapi sekarang mereka berusaha memperbaiki kualitas pelatih, seperti [Luciano] Spalletti saat datang ke AS Roma, dan Walter Mazzarri di Napoli yang menghadirkan permainan taktis dengan tempo yang lebih cepat."
Jesper Blomqvist menjadi bagian dari timnas Swedia
yang meraih peringkat ketiga di Piala Dunia 1994
Gelandang sayap asal Swedia ini baru saja mengikuti Football Masters Tour 2011, sebuah kompetisi eksebisi antara bekas bintang veteran Liga Primer Inggris yang digelar 13-15 Maret lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Blomqvist yang tergabung dalam Manchester United All-Stars sempat mengalahkan Liverpool All-Stars, namun gagal juara karena harus mengakui keunggulan EPL All-Stars di final.
Berusia 37 tahun belum memaksa Blomqvist berpikir untuk gantung sepatu. Dia memang sudah melewati masa prima, tapi beragam aktivitas selain sepakbola membuat Blomqvist merasa lebih kuat.
"Karier profesional di Inggris sudah berakhir sejak lama. Tapi saya mulai melatih tim sepakbola di Swedia selama lima tahun terakhir. Tahun lalu saya banyak training dengan Hammarby, tim divisi dua Swedia. Tapi saya merasa dalam kondisi terkuat selama sepuluh tahun terakhir," papar Blomqvist.
"Itulah sebabnya saya merasa masih bisa melanjutkan karier sepakbola. Saya merasa kondisi lutut sudah membaik. Saya merasa fantastis, tapi selain itu saya juga mencintai bermain sepakbola. Karena semangat mungkin saya bisa bermain setahun lagi atau enam bulan lagi, siapa tahu? Selama masih bisa, kenapa tidak?" lanjutnya.
Blomqvist juga mengakui, pengalaman menjadi pelatih justru lebih sulit. Selain sebagai pemain, dia menjadi salah satu asisten pelatih di Hammarby, dan sebelumnya pada 2008-2010 melatih klub divisi dua Enköping, dan pernah pula menangani salah satu klub junior di Swedia.
0 komentar:
Posting Komentar