DEBAT: Mampukah Indonesia Juara AFF Tanpa Boaz Solossa?
Selasa, 16 November 2010
Striker Persipura Jayapura Boaz Solossa kembali menghadirkan sensasi ketika terlambat memenuhi batas waktu pemanggilan mengikuti pelatnas timnas senior. Nama Boaz pun akhirnya dicoret pelatih Alfred Riedl dari skuad pelatnas Piala AFF 2010.
Terlambat mengikuti pelatnas bukan yang pertama kalinya terjadi pada diri Boaz. Selama persiapan Piala AFF ini, sudah tercatat dua kali Boaz tidak memenuhi batas waktu pemanggilan pelatnas.
Pada pelatnas tahap pertama, Boaz tidak memenuhi panggilan. Bahkan, seperti diungkapkan Sekum Pengprov PSSI Papua Usman Fakaubun, Boaz mengikuti sebuah turnamen antarkampung [tarkam] di Papua. Boaz pun akhirnya mengikuti pelatnas berikutnya ketika timnas senior mempersiapkan diri menghadapi pertandingan persahabatan melawan Uruguay pada Oktober lalu.
Kendati berulang kali melakukan sikap indisipliner, Boaz tetap diharapkan memperkuat timnas senior. Skill Boaz yang di atas rata-rata membuat setiap pelatih timnas senior sulit untuk memalingkan wajahnya kepada striker berusia 24 tahun ini.Kabar terakhir menyebutkan, deputi bidang teknis Badan Tim Nasional [BTN] PSSI Iman Arif akan terbang ke Jayapura. Selain melihat perkembangan striker muda Lukas Mandowen, Iman juga dikabarkan ingin melakukan dialog dengan Boaz.
Sosok Boaz muncul di persepakbolaan di kawasan Asia Tenggara ketika ia memperkuat timnas senior di Piala Tiger 2004 [nama turnamen sebelum Piala AFF]. Ia direkrut pelatih asal Inggris Peter Withe. Peter rupanya tidak salah pilih. Boaz yang baru berumur 18 tahun kala itu mampu tampil luar biasa.
Didukung fisik yang prima, kecepatan, dribbling, dan naluri mencetak gol yang cukup baik, Boaz membuat puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh, bertanya-tanya, siapa gerangan dia. Boaz bahkan langsung disamakan dengan striker Manchester United Wayne Rooney.
Tak heran bila hingga sekarang Boaz masih menjadi tumpuan bagi timnas senior di lini depan, mengingat pemain pelapis minim ditemukan. Mulai meredupnya performa Bambang Pamungkas bersama timnas senior, praktis Boaz kini menjadi tumpuan sebagai mesin gol timnas senior.
Selepas performa menawannya itu, Boaz kerap menjadi andalan timnas senior di barisan depan. Bahkan, Boaz yang masih berusia muda juga dimasukkan ke dalam timnas U-23 untuk berlaga di SEA Games.
Beban yang diterima Boaz ini sempat menimbulkan insiden pada SEA Games 2009 lalu di Laos. Boaz yang menjadi panutan pemain timnas U-23 belum siap menghadapi beban itu, sehingga banyak membuat ulah.
Hampir satu tahun berlalu, Boaz kini dipercaya menjadi kapten tim Persipura. Pelatih Jacksen F Tiago mempunyai alasan tersendiri dengan menunjuk Boaz sebagai kapten tim.
“Ban kapten membuat Boaz lebih bertanggung jawab. Percaya dirinya lebih meningkat. Boaz semakin termotivasi untuk memberikan prestasi buat Persipura, sehingga kemampuan yang dimiliki Boaz lebih menonjol,” ungkap Jacksen.
Seiring dengan berjalannya waktu, kematangan yang diperoleh Boaz diharapkan tidak berada di level klub, tapi juga lebih meluas, termasuk timnas senior. BTN pun belum menutup pintu bagi Boaz untuk masuk ke dalam timnas senior.
Tercoretnya Boaz dari pelatnas tahap akhir ini tentunya sangat memberikan pengaruh bagi timnas senior dalam mewujudkan ambisi menjadi juara untuk kali pertama di Piala AFF. Namun, sepakbola adalah permainan tim, sehingga kualitias individu seseorang bisa sedikit terpinggirkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar